Pengeringan kolam lele setelah panen (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Pengeringan kolam lele setelah panen (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Lele dipindahkan ke wadah penampungan (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Lele dipindahkan ke wadah penampungan (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Ibu-ibu PKK Desa Kalensari antusian menyaksikan prosesi panen lele (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Ibu-ibu PKK Desa Kalensari antusian menyaksikan prosesi panen lele (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Ibu-ibu PKK Desa Kalensari melakukan demo mengolah daging lele menjadi nugget lele (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Ibu-ibu PKK Desa Kalensari melakukan demo mengolah daging lele menjadi nugget lele (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Nugget lele digoreng siap dikonsumsi (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Nugget lele digoreng siap dikonsumsi (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Mengolah bahan mentah untuk dijadikan nugget lele (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Mengolah bahan mentah untuk dijadikan nugget lele (dok. villagerspost.com/tim jurnalis desa kalensari)

Indramayu, Villagerspost.com – Pekarangan rumah bisa jadi berkah. Begitulah prinsip yang dipegang ibu-ibu yang aktif dalam gerakan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Kalensari, Kecamatan Widasari, Indramayu Jawa Barat. Setelah sukses dengan program pemanfaatan lahan pekarangan sebagai sumber pangan, kaum ibu desa Kalensari juga berhasil mengembangkan budidaya lele kolam terpal.

Program ini sendiri merupakan bagian dari program pemberdayaan perempuan yang diinisasi di pertengahan tahun 2016 ini. Kepala Desa Kalensari H. Masroni mengatakan, lewat program ini, selain bisa memenuhi sendiri kebutuhan protein keluarga, juga bisa memberikan tambahan penghasilan. “Hasil panen dijual ke pengepul, pengepulnya datang sendiri,” kata Masroni kepada Villagerspost.com, Jumat (2/12).

Sementara lele sortiran yang tak laik jual, diolah para ibu menjadi nuget lele. Nuget lele ini selain untuk konsumsi juga bisa dijual untuk kembali memutar modal bertanam lele di periode berikutnya.

Hasil panen kolam lele terpal ini memang tak mengecewakan, yaitu mencapai seberat 294 kilogram. Lele-lele tersebut dijual senilai Rp12.000 per kilogram sehingga ibu-ibu PKK bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp3,5 juta untuk panen perdana ini. Sementara modal yang dikeluarkan adalah untuk bibit sebesar Rp16.000 per kilogram sebanyak 150 kg. Pakan 6 karung dengan harga 180.000 per karung serta modal pembuatan kolam sebesar Rp1.000.000.

Untuk panen perdana ini keuntungannya memang masih tipis. Namun ke depan keuntungan bisa lebih ditingkatkan karena tak lagi harus mengeluarkan modal untuk kolam. “Tanam lele berikutnya sudah tanpa modal pembuatan kolam,” ujar Masroni. (*)

Laporan: Tim Jurnalis Desa Kalensari, Indramayu